Seminggu yang lalu suamiku mendapat telepon dari sesorang yang tidak dikenal, yang mengaku bernama Yogi. Dia menanyakan pada suamiku apakah kami ada kehilangan laptop atas nama Daru. Sontak suamiku kaget! Memang benar, sekitar sebulan yang lalu, pembantu rumah tanggaku membawa kabur laptopku yang biasa kugunakan sehari-hari untuk bekerja dan juga beberapa barang yang lain. Kejadian itu tentu saja membuatku kecewa dan sedih, karena pembantu yang sudah kupercaya tega mengkhianatiku. Namun semua itu sudah kuikhlaskan, akupun berfikir mungkin aku kurang banyak sedekah atau mungkin barang-barang itu sudah tidak menjadi rezekiku lagi.
Dengan adanya telepon dari oarang asing itu, kamipun merasa bingung, kaget, senang, tapi juga kami merasa apakah ini hanya sebuah tipuan belaka, ataukah mungkin si penelepon itu adalah seorang polisi? Tapi kemudian si penelopn itupun bercerita kalau sekitar sebulan yang lalu dia membeli sebuah laptop dari seseorang melalui tokobagus.com. Setelah diperiksa, dia merasa bahwa laptop itu adalah barang curian, karena ada banyak file-file di dalamnya. Bapak itu juga menambahkan kalau akun facebook dan twitterku masih terbuka. Memang, aku sengaja tidak me “logout” fb dan twitterku, maksudnya agar aku bisa dengan mudah mengaksesnya tanpa “login” terlebih dahulu.
Dari situ kemudian dia mencari tau siapa pemilik laptop itu. Diapun kemudian mengirim pesan ke inbox fb ku yang berisi bahwa dia ingin mengembalikan laptop itu, dan aku (namun dia mengatakan kalau lebih baik suamiku) diminta untuk menghubunginya melalui no hp yang dia berikan. Tapi karena aku jarang membuka fb, jadi aku tidak tahu. Inbox itu dikirim tanggal 5 November 2012. Karena tidak mendapat respon dariku, akhirnya dia mencari no tlp yang bisa dihubungi melalui file-file yang ada di laptopku. dan kebetulan sekali dia mendapat no hp suamiku. Aku sebenarnya masih heran juga karena aku tidak ingat sama sekali ternyata ada no hp suamiku di laptopku.
Kemudian, Yogi, si penelopn itu meminta suamiku untuk mengambil laptop itu di Rawamangun, Jakarta. Karena suamiku masih belum yakin, takutnya itu adalah sebuah modus penipuan, suamikupun mengatakan kalau tidak bisa mengambilnya. Dan jika memang benar-benar berniat baik ingin mengembalikan laptop itu, suamiku memintanya untuk mengirimkan saja lewat Tiki. Dan yang tidak kami sangka-sangka ternyata dia mau. Dia bahkan bilang kalau hari itu juga dia akan mengirimkan laptop itu menggunakan packing kayu dan akan sampai besoknya. Diapun meminta suamiku untuk mengirimkan alamat kami. Tapi, suamiku tidak memberi alamat rumah, melainkan alamat tempat kerjaku. Bukannya berperasangka buruk terhadap Yogi, si penelepon itu, tapi kami hanya ingin lebih berhati-hati saja. Suamiku berfikir, rasanya di saat ini sulit menemukan orang yang mau jujur dan berhati mulia seperti Yogi. Yang ada malah banyaknya modus-modus penipuan baru.
Suamikupun kemudian mengucapkan terimakasih atas niat baik lelaki itu, dan mengatakan akan mengganti uang yang telah dikeluarkan untuk membeli laptop itu dan mengganti ongkos kirimnya apabila nanti barangnya sudah sampai. Dan suamikupun meminta no rekening lelaki itu, namun sekali lagi kami dibuat terkejut olehnya karena dia mengatakan bahwa dia tidak berniat untuk meminta ganti apapun. Niatnya tulus hanya ingin mengembalikan laptop itu padaku. Subhanallah… betapa mulia hatinya sudah mau mengembalikan laptop itu tanpa meminta imbalan apapun.
Namun aku masih punya satu harapan untuk membalas kebaikannya yaitu dengan melihat alamat dari paket yang dia kirimkan. Keesokan harinya, sesuai dengan apa yang sudah dia janjikan, paket itupun datang! aku benar-benar terharu, bahagia, kaget, tidak percaya…
Aku dan suamiku membuka paket itu, subhanallah ternyata memang benar itu adalah laptopku milikku yang telah dicuri oleh pembantuku, benar-benar masih utuh tanpa cacat sedikitpun. Terimakasih ya Allah… alhamdulillah… ternyata ini masih rezekiku. Namun… ada satu hal yang membuatku sedih, yaitu di paket itu tidak dituliskan alamat si pengirim.
Ya Allah, betapa mulia hati lelaki sholeh itu, baik, jujur dan ikhlas. Semoga Engkau membalas kebaikan hatinya, memberinya limpahan rezeki serta keberkahan atasnya, dan memberikan kemudahan, kelancaran, kesehatan baginya dan keluarganya. Aamiin.
Dari peristiwa ini, akupun banyak mengambil pelajaran bahwa kejujuran dan keikhlasan menolong seseorang adalah hal yang utama, menolong seseorang hanya karena Allah SWT tanpa meminta imbalan apapun, serta tidak berperasangka buruk terhadap orang lain bahkan kepada Allah SWT. Insyaallah, Allah lah yang akan membalas semua kebaikan yang telah kita lakukan dan memberi kemudahan-keudahan dalam hidup ini. Dan satu lagi, ikhlaskanlah apa yang sudah pergi, karena apabila sesuatu itu masih milik dan rezeki kita, insyaallah akan kembali lagi atas kuasaNya.
Sekali lagi, terimakasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Bapak Gancang Suprayogi beserta keluarga. Semoga Alllah membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada kami. Aamiin.